Mesir, yang telah mencatatkan prestasi luar biasa dalam
kariernya. Sebagai seorang pemain yang mengenakan hijab, Eissa tidak hanya memperlihatkan kemampuan yang mengesankan di lapangan, tetapi juga menjadi panutan bagi banyak orang dengan menunjukkan bahwa keyakinan dan olahraga dapat berjalan bersama.
Awal Kehidupan dan Karier Bola Basket
Lahir dan dibesarkan di Kairo, Mesir, Eissa menunjukkan minat besar terhadap bola basket sejak dini. Ia bersekolah di Green Land International School di Mesir, di mana bakatnya dalam bola basket mulai terlihat. Eissa memenangkan kejuaraan nasional U16, dengan rata-rata 12,2 poin, 4,3 rebound, dan 3,2 steal selama final. Ia juga mencatat double-double dalam empat dari lima pertandingan selama final kejuaraan nasional U18. Selain itu, Eissa dua kali menjadi anggota Tim Nasional Keterampilan U15 Mesir dan memenangkan dua kejuaraan nasional FIBA 3×3 di kategori U16 dan U18.
Karier Perguruan Tinggi di Amerika Serikat
NC State University
Pada musim 2023-2024, Eissa bergabung dengan tim bola basket wanita di North Carolina State University (NC State) sebagai walk-on, tanpa mendapatkan beasiswa atletik. Meskipun waktu bermainnya terbatas, dengan total 28 menit sepanjang musim dan satu field goal, kehadirannya di tim tersebut sangat berharga. Eissa menjadi pemain pertama dalam sejarah Atlantic Coast Conference (ACC) yang bermain dengan mengenakan hijab, sebuah pencapaian yang menginspirasi banyak orang.
Cleveland State University
Setelah musim di NC State, Eissa memutuskan untuk mentransfer ke Cleveland State University untuk musim 2024-2025, dengan tiga tahun kelayakan bermain yang tersisa. Pelatih kepala bola basket wanita Cleveland State, Chris Kielsmeier, mengumumkan penambahan Eissa ke tim, menyoroti pengalaman dan keterampilannya yang akan memberikan dampak positif bagi tim.
Pengaruh dan Inspirasi
Eissa tidak hanya dikenal karena keterampilan bola basketnya tetapi juga karena perannya sebagai pelopor bagi atlet wanita Muslim yang ingin berpartisipasi dalam olahraga sambil mempertahankan keyakinan mereka. Dengan mengenakan hijab saat bermain, Eissa menunjukkan bahwa pakaian religius tidak menghalangi seseorang untuk mencapai prestasi dalam olahraga kompetitif. Kisahnya telah menginspirasi banyak wanita muda Muslim untuk mengejar impian mereka dalam olahraga tanpa harus mengorbankan identitas atau keyakinan mereka.